Bercerita dengan sang surya

Sering aku berbincang dengan alam,
Matahari pun datang penuhi panggilan.
Berbicara penuh kebahagiaan,
Wajahnya berseri-seri indah
Pipinya pun memerah.

kata sang mentari,
kelak aku akan memenuhi panggilan-Nya,
dimana cahayaku akan menghilang,
karna datang kabut menghadang.
Duniamu hanyalah tinggal kematian,
Manusia-manusia sombong dikumpulkan.
Hancur, Remuk, Musnah, Binasa tak tersisakan.

Yang selamat hanyalah Iman.
Selamat itu adalah ISLAM.
dan iman itu ada dalam hatimu kawan.

Iya, kau akan selamat selama ISLAM masih kau pegag.
Iya, kau akan bahagia sepertiku selama Iman masih kau genggam.

Sedikit lagi, sebentar lagi,
terompet siap di tiup, gendang siap di tabuh.

Ucapkan Selamat Datang pada pembaharuan!
Selamat Jalan pada kesombongan.

Disitu aku akan menunggumu kawan!

~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~

Cinta macam apa ini,
kian hari kian tidak mengerti aku dibuat NYA.
hati ini diseret ke kiri,
lalu di putar ke kanan,
Diangkat ke Awan,
kemudian dihempas ke Bumi.

Oleh-NYA hati ini dipersenjatai,
Dengan sabar untuk berikhtiar,
dengan ikhlas untuk bertawakal.

Lalu kemanakah CINTA?!
Rupanya CINTA sedang asyik membujuk si nafsu
agar mau dikendarai,
agar mau mengantarku,
ketanah abadi,
kembali bersama Ilahi Rabbi.

~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~

Bersenandungku dalam Qolbiku
Tersenyumku dalam wajahMu
WajahMu, WajahKu, WajahMu.
Sungguh hanya ada engkau.

Ya Tuhan...
kemanakah aku harus menghadap?
mau kutaruh dimana wajahku ini?
Sungguh yang kulihat hanyalah dirimu!

Bahkan dalam sepiku,
dalam ramaiku,
dalam tawaku,
dan dalam tangisku.

Berkaca ku dalam cermin dunia,
aneh...sangat aneh...
kulihat diriku menghilang Tuhan!
sedemikian dekatkah engkau?

Benar, benar, sudah tentu benar yang kulihat...
tak pelak lagi...
itu adalah Engkau...
Ya Tuhan tetapkanlah AKU bersamaMU
dan Engkau bersamaKU!

~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~**~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~